Belum lama ini saya dan beberapa teman nyaris terperosok dalam bisnis pendulangan emas yang berlokasi didaerah bogor. Bermula dari mengolah batu pirik untuk di ambil unsur emasnya, maka saya mengadakan percobaan dengan cara menghancurkan batu tersebut kemudian diambil unsur emasnya. Dikarenakan peralatan yang mendukung sangat terbatas, maka saya dan teman2 pergi ke Bogor, disana ada banyak tempat pengolahan emas secara tradisional.
Di Bogor saya menyewa peralatan untuk mengolah emas, alat itu disebut oleh orang2 disana dengan nama gelundung, alat ini berupa silinder yang digerakan oleh motor. Kemudian batu yang telah dihaluskan dimasukan kedalam gelundung dan gelundung tadi dihidupkan selama 6 jam, setelah di campur dengan air raksa. air raksa ini gunanya untuk mengikat emas dan perak. Setelah itu air raksa dikumpulkan dan dimasukkan kedalam kain dan diperas, hasil perasan disebut cindil.
Pada waktu menyewa gelundung, banyak penduduk setempat yang menawarkan lumpur emas (maksudnya lumpur bekas pengolahan emas di pongkor) harganya mulai dari Rp. 5.000,- sampai Rp. 200.000,- perkarung. Dengan semangat mereka menawarkan bahwa dengan membeli lumpur itu akan sangat menguntungkan jika diproses menjadi emas, namun anehnya mereka tidak mau mengolah sendiri dan menjual hasilnya, mereka selalu mengarahkan agar lumpur tersebut yang dibeli.
Selain orang menawarkan lumpur juga ada orang yang meminjam gelundung yang saya sewa, mereka dengan cekatan memproses lumpur tersebut dan menghasilkan cindil yang cukup besar, selanjutnya orang tersebut kembali menawarkan lumpur yg dimiliki kepada saya.
Kesimpulan saya, mereka meminjam gelundung tersebut semata-mata untuk memperagakan bahwa lumpur yang dibawa mengandung banyak unsur emas dan nyata karena cindil yang dihasilkan cukup besar dan saya melihat proses itu dengan mata kepala saya sendiri, sementara hasil olahannya tidak mereka jual dengan alasan yng mereka hanya mau jual lumpur.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa hasilnya tidak mau dijual?. Jawabannya adalah kalau hasil itu dijual maka dia akan kehilangan alat peraga, sebab untuk memancing konsumen baru, lumpur yang mereka akan peragakan telah dicampur dengan cindil yang mereka miliki.
Proses selanjutnya cindil ini lah yang kemudian diberi air keras untuk menghilangkan unsur logam yang lain, setelah air keras tidak bereaksi lagi maka yang ada adalah endapan lumpur + emas dan air + perak.
Memisahkan endapan lumpur dengan cara didorong dengan tekanan air sehingga lumpur sedikit-demi sedikit terangkat dan terpisah dengan logam berat yg tetap mengendap, logam berat inilah yang selanjutnya akan menjadi emas.
Mengambil unsur perak dari dalam air dengan cara merendam media lempengan tembaga selama beberapa jam, hasilnya unsur perak akan menempel pada media tembaga seperti lumut, selanjutnya perak dapat dikumpulkan dengan cara dikerik.
Sangat menggiurkan bisnis ini, namun sekali terpeleset......., puluhan juta uang anda akan menjadi milik orang lain.